Ranah3 Warna karya Ahmad Fuadi ini cukup menggugah emosi. Rasa emosinya sama seperti ketika saya membaca Sang Pemimpi dan Edensor karya Andrea Hirata, serta Galaksi Kinanti karya Tasaro GK. Tentang bagaimana seseorang yang dianggap bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa, pada akhirnya mencapai cita-citanya.
1Judul Novel Ranah 3 Warna Pengarang Ahmad Fuadi Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit 2011 Cetakan ke I Harga Rp. Jumlah Halaman 473 Ranah 3 warna adalah buku ke-2 dari trilogy Negeri 5 Menara. Ditulis oleh Ahmad Fuadi yang lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau tahun 1972. Dia menyelesaikan pendidikannya di SD Manggopoh, SD Koto Baru, SDN 1 Padang Luar, MTsN Gantiang, Padang Panjang, Pondok Modern Gontor dan lulusan kuliah Hubungan Internasional, UNPAD. Dia mendapatkan beasiswa Cheventing Award untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter, sampai sekarang dia telah mendapatkan 8 beasiswa untuk belajar keluar negeri, dan juga mendapat kesempatan tinggal dan belajar di Kanada, singapura, Amerika Serikat dan Inggris. Selain itu penghargaan yang telah diraih oleh Ahmad Fuadi ini antara lain Nominasi Khatulistiwa Award 2010 untuk Novel Negeri 5 Menara yang merupakan novel pertamanya dan juga mendapat penghargaan sebagai Penulis dan Buku Fiksi Terfavorit 2010 versi Anugerah Pembaca Indonesia. Ahmad Fuadi adalah mantan wartawan TEMPO dan VOA, selain itu sekarang dia sibuk menulis, jadi pembaca dan motivator, mulai menggarap film layar lebar Negeri 5 Menara, serta membangun yayasan sosial untuk membantu pendidikan orang yang tidak mampu Komunitas Menara. Novel Ranah 3 Warna ini menceritakan tentang kesungguhan seseorang yang ingin membuktikan kepada semua orang bahwa dia bisa menggapai apa yang dia inginkan, walaupun orang lain memandangnya sangat mustahil akan terjadi. Itulah yang terjadi pada tokoh Alif pada novel ini, yang diceritakan bahwa dia benar-benar ingin menjadi Habibie dan sekolah di Amerika seperti cita-citanya waktu masih sekoloh di MTsN bersama Randai temannya dan dia juga bertekat akan segera kuliah walaupun harus mengikuti ujian persamaan SMA untuk mendapatkan ijazah, karena di PM Pondok Madani tidak mengeluarkan ijazah SMA, setelah itu barulah bisa untuk mengikuti ujian UMPTN. Segala usaha dan upaya dia lakukan agar mendapatkan hasil yang terbaik. Perjuangannyapun tidak sia-sia sehingga dia lulus masuk Universitas Padjadjaran di Bandung jurusan Hubungan Internasional walau bukan Teknik Penerbangan ITB yang dia inginkan selama ini, tetapi dari sanalah kesuksesannya berawal. Selama kuliah di Bandung dia mengalami berbagai macam masalah, seperti minimnya uang bulanan, walau masih cukup hidup sederhana tapi tidak punya uang lebih untuk membeli buku tambahan, ditambah pula pada saat Ayah Alif sudah meninggal dunia karena sakit dia sempat berpiikir akan berhenti kuliah dan pulang kampung, membela Ibu dan adik-adiknya, tapi dia juga sempat galau karena setelah mengingat perjuangannya untuk lulus UMPTN dan juga setelah mengingat nasihat terakhir ayahnya untuk terus melanjutkan apa yang sudah dia mulai. Tapi segala masalah yang dia alami berusaha dia tepis berusaha menjadi lebih tegar dan sabar, sehingga dia pun teringat sesuatu yang telah dia pelajari di PM katamutiara Man Shabara Zhafira yang artinya siapa yang sabar akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Untuk mengatasi kesulitan perekonomiannya dia berusaha mencari pekerjaan agar dapat menghasilkan uang untuk keperluan kuliahnya dan juga dia ingin mengirim uang kepada Ibu dan adiknya di kampung karena dia tidak mau membuat Ibunya susah dan mati-matian banting tulang hanya untuk dirinya. Tidak lama setelah itu dia mendapat pekerjaan melalui bantuan dari teman-temannya juga, tapi pekerjaan itu tidak berlangsung lama, karena Alif sempat menderita sakit tipus selama 1 bulan, sehingga pekerjaan yang selama ini dia lakukan seperti menjadi sales, guru privat bisa beralih menjadi penulis yang kebetulan dia menemukan seorang guru yang sangat pandai dalam urusan menulis dan juga merupakan Pimpinan Redaksi Kutub yaitu Bang Togar, diapun berusaha agar bisa menjadi murid Bang Togar yang mau mengajarinya dalam hal menulis. Perjuangan yang dilakukan oleh Alifpun tidak sia-sia, setelah banyak usaha dan coretan yang didapatkannya pada kertas yang berisi tulisan hasil karyanya tersebut, akhirnya tulisannyapun dimuat di majalah kampus dan berlanjut sampai ke Koran Manggala. Melalui menulis itulah dia mendapat hasil yang lebih baik, sehingga dia bisa mengirim uang ke Ibunya. Keinginannya untuk belajar ke Amerikapun akhirnya terwujud melalui program pertukaran pelajar dan Alifpun mengikutinya dan memilih Kanada sebagai negara yang ingin dia kunjungi, disana juga terjadi proses pembelajaran melalui pekerjaan yang di berikan kepada masing-masing mahasiswa yang ada di sana, selain itu mereka juga akan tinggal bersama orang tua angkat mereka di sana. Alif sangat terkesan terhadap negara tersebut, dan bahkan pada suatu hari saat dia tiba di rumah dia mendapati Mado dan Franc orang tua angkat Alif di Kanada bersedih karena setelah mendapat surat bahwa program pertukaran pelajar sudah hampir selesai dan hanya tinggal 2 minggu lagi untuk mahasiswa itu tinggal di sana, sehingga setelah Alif membaca surat tersebut diapun juga terikut sedih dan berjanji terhadap ke dua orang tua angkatnya itu bahwa dia akan kembali lagi ke negara itu dalam beberapa tahun kedepan. Tidak disangka, setelah 11 tahun kemudian, dia kembali lagi ke Kanada bersama istrinya untuk menepati janjinya kepada orang tua angkanya itu. Pada novel ini diceritakan bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin asalkan seseorang itu mau berusaha dan mau bersabar terhadap segala ujian yang sedang dihadapi, karena orang yang sabar akan mendapakan sesuatu yang lebih baik dari Allah SWT. Lain halnya pada novel Negeri 5 Menara, novel yang juga merupakan karangan Ahmad Fuadi ini juga menceritakan tentang seseorang kesungguhan seseorang terhadap sesuatu. Tetapi lebiih banyak mengungkapkan tentang Kerja keras seseorang dalam melakukan usaha, seperti yang di ceritakan dalam novel ini bahwa Alif yang sudah tamat MTsN mau melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1 Bukittinggi, karena cita-citanya ynag ingin menjadi Habibie dan mau melanjutkan kuliah di Universitas ITB jurusan Teknik Penerbangan. Tetapi keinginannya itu ditolak habis oleh ibunya yang menginginkan dia menjadi Buya Hamka dan mendalami ilmu agama, oleh karena itu ibunya menyuruh dia untuk masuk ke MAN. Tapi Alif tidak mau mengikuti itu semua karana dia ingin sekali mencapai cita-citanya itu. Sehingga suatu ketika setelah dia menerima surat dari Mamaknya saudara laki-laki Ibu di Minangkabau yang mengatakan bahwa ada sebuah Pondok Pesantren di Jawa Timur yang sangat bagus mutu pendidikannya dan mengatakan bahwa para alumni Pondok Pesantren tersebut sangat fasif berbahasa Inggris dan bahasa Arab, sehingga itu menarik perahatian Alif dan memilih untuk bersekolah di sana daripada harus di kampungnya sendiri. Selama di PM Alif belajar banyak hal sehingga ada suatu mantra yang sangat mujarab baginya yaitu mantra Man Jadda Wajadda yang artinya yaitu siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Dan mantra itulah yang selalu ia tanamkan dalam hatinya bahwa setiap kerja keras itu akan menghasilkan sesuatu yang sangat manis di kemudian harinya. Novel ini menceritakan tentang seseorang yang ingin mewujudkan mimpinya seperti Habibie, dan diapun berusaha keras untuk mewujudkan mimpinya itu, walaupuun dia berasal dari keluarga yang sederhana tapi semangatnya untuk menggapai mimpi tak pernah pudar sehingga bisa dikatakan kalau novel ini dapat memotivasi orag lain. Selain itu novel ini juga RESENSI NOVEL RANAH 3 WARNA Resensi 36 Gesmaja Edisi 70 Mei 2013 2dapat membuat seseorang lebih termotivasi untuk berani bermimpi lebih tinggi dan selalu optimis mimpi itu akan terwujud walaupun harus menunggu dalam waktu yang lama. Apa yang sebenarnya terjadi pada novel tersebut? Alif baru saja tamat dari Pondok Madani. Dia bahkan sudah bisa bermimpi dalam bahasa Arab dan Inggris. Impiannya sangat tinggi yaitu ingin belajar teknologi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika. Dengan semangat menggelegak dia pulang kampung ke Maninjau dan tak sabar ingin segera kuliah. Namun kawan karibnya, Randai, meragukan Alif mampu lulus UMPTN. Lalu dia sadar, ada satu hal penting yang dia tidak punya yaitu ijazah SMA, dan bagaimana mungkin dia bisa mengejar semua cita-cita tingginya tanpa ijazah.. Terinspirasi semangat dinamit Denmark, dia mendobrak rintangn berat. Baru saja dia tersenyum, badai lain menggempurnya silih berganti tanpa ampun. Alif letih dan mulai bertanya-tanya “Sampai Kapan aku harus teguhh bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini?” dan Hampir saja dia menyerah. Ternyata “mantra” man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat “mantra” kedua yang di ajarkan di Pondok Madani man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup satu persatu, dan dia pun bisa memenangkan semua impiannya. Nasib baikpun membawa alif Menuju kesuksesan diapun sudah berkelana melintasi bandung, Amman, dan Saint-Raymond, tiga ranah berrbeda warna itu, pada masa kuliahnya dulu. Novel ini mengundang pujian dari banyak pihak, dan juga dapat menciptakan motivasi bagi orang lain yang membacanya, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca karena dalam penceritaan isi novel tidak berbelit-belit. Mantra man shabara zhafira yang di ceritakan dalam novel ini terbukti ampuh dan juga dapat di tanamkan dalam kehidupan. Selain itu pada novel ini terdapat beberapa bahasa seperti bahasa dialek, Arab, Perancis dan telah disertai terjemahan arti sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Dilihat dari keaadaan fisik novel, novel ini memiliki cover yang menarik dan juga terdapat peta pada belakang covernya sehingga tidak membuat para pembaca terlalu menghayal mengenai lokasi yang di ceritakan pada novel ini. Novel ini hampir terperosok ke dalam cacat yang nyaris membuat membuat novel ini kehilangan keunggulannya, pada novel ini masih ada beberapa istilah asing yang tidak disertai penjelasan atau terjemahannya sehingga membuat pembaca agak sulit untuk memahmi arti dari istilah tersebut. Kebahasaan yang ada pada novel ini sudah bagus, tidak berbelit-belit dan juga tidak ada pemborosan kata sehingga mudah dipahami oleh pembaca, pada novel ini terdapat bahasa Minang, Inggris, Arab, dan juga Perancis tapi sudah dilengkapi dengan arti dari kata yang memakai bahasa asing tersebut, sehingga pembaca mudah memahaminya. Novel ini sangat cocok dibaca oleh remaja, karena novel ini menceritakan tentang seseorang yang berusaha keras mencapai cita-citanya selain itu novel ini juga memberikan motivasi bagi para pembacanya, seingga para remaja akan termotivasi untuk berusaha keras dalam mengejar cita-citanya dan juga tidak takut untuk bermimpi lebih tinggi untuk mesa depannya yang akan datang. ByNovi red EclipseGerhana Oleh Stephanie H. Meyer ISBN 9789792240528 Rilis 2008 Halaman 688p Penerbit Gramedia Bahasa Indonesia Eclipse,Gerhana Inilah sekuel ketiga dari seri Twilight karya Stephenie Meyer setelah sebelumnya adalah Twilight dan New Moon,Dua Cinta. Dalam sekuel ini, kisah masih berputar-putar pada Bella Swan, Edward Cullen Masen dan Jacob Black. Selain itu pada buku ke-3 ini Stephenie lebih banyak memberi perhatian pada beberapa rahasia yang akan diketahui pembacanya tentang legenda Werewolf, Imprint semacam jodoh yang diketahui sejak pandangan pertama bagi para Werewolf , kisah hidup Jasper dan kisah hidup Rosalie. Sepertinya boleh disebut buku 'dongeng' vampir seri ini adalah buku dongeng yang mendongeng. Meskipun begitu inti cerita sebenarnya adalah bersekutunya antara Vampir dan Werewolf untuk memusnahkan vampir-vampir muda yang jahat,liar dan haus darah yang 'diciptakan' oleh Victoria karena dilatar belakangi oleh dendam terhadap Bella atas kematian James, vampir pasangannya. Vampir-vampir muda yang sempat menghebohkan Seattle karena begitu banyak korban berjatuhan akibat ulah mereka. Setelah pasukan vampir ciptaan Victoria ini cukup kuat, mereka berencana menyerang keluarga Cullen untuk menghabisi Bella dan melampiaskan dendamnya. Sayang rencana mereka sudah di ketahui oleh Alice yang memiliki kekuatan bisa membaca masa depan dan pikiran, sehingga perang antar vampirpun tak bisa terelakkan. Demi mengetahui musuh yang dihadapi begitu banyak maka keluarga Cullen akhirnya mempertimbangkan untuk bersekutu dengan Jacob Black dan kawan-kawan untuk mensukseskan misi memusnahkan vampir-vampir baru tersebut. Kisah dibuka dengan masih marahnya Charlie, ayah Bella terhadap Bella dan Edward kerena Bella pernah 'menghilang' 3 hari dan akhirnya pulang kembali ke rumah dengan Edward yang telah meninggalkan Bella sebelumnya selama kurang lebih 6 bulan. Charlie memberlakukan 'jam malam' dan mengurung Bella tidak boleh keluar rumah setelah pulang sekolah. Jika Edward datang ke RESENSI NOVEL TWILIGHT SAGA ECLIPSE 37 Gesmaja Edisi 70 Mei 2013 Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah 3rumah untuk menemui Bella Charlie akan menunggui mereka sampai Edward pulang dengan tatapan penuh selidik khas polisi. Tentu saja Charlie tidak tahu jika setelah pulang lewat pintu utama dan Bella masuk kamar, Edward menyusul kekamar Bella seperti malam-malam biasanya. Dasar. Bella masih merasa bersalah terhadap Jacob. Setelah Jacob 'menjahit' lukanya akibat ditinggal Edward, Bella ingin menemui Jacob untuk menyambung kembali hubungan 'persahabatan' yang terputus setelah Edward datang. Edward tentu saja sangat tidak setuju dengan keinginan Bella untuk menemui Jacob karena kawatir akan keselamatannya jika bergaul dengan 'serigala'. Bukan Bella namanya jika tidak nekat, saat Edward berburu di hutan, Bella akhirnya pergi ke La Push untuk menemui Jacob Black. Edward sangat marah begitu tahu Bella bergi ke sana dan kembali dari berburu. Setelah negosiasi dengan Alice akhirnya Alice bersedia 'menyandera' Bella saat Edward berburu. Tapi rupanya, Jacob juga tidak tinggal diam mengetahui Bella 'di sandera', petualangan kedua dengan Jacob akhirnya terjadi juga. Selang beberapa waktu, terjadi insiden mengerikan di Seattle. Banyak warga seattle terbunuh secara misterius. Keluarga Cullen mengetahui hal itu terjadi akibat ulah vampir baru yang masih liar dan haus darah. Di lain kesempatan terjadi juga insiden, Victoria melintas di perbatasan wilayah keluarga Cullen dan Werewolf. Sempat terjadi ketegangan antara kelurga Cullen dan beberapa anggota Werewolf sehingga Victoria berhasil meloloskan diri. Saat Bella di sandera Alice di rumahnya, terjadi insiden di rumah Bella. Beberapa potong pakaiannya serta bantal yang biasa dia gunakan sehari-hari lenyap. Semula Bella menduga Alice yang mengambil karena saat 'disandera' Alice sempat mengambil juga piyama untuk Bella tidur di rumahnya. Tapi semua kecurigaan akhirnya bermuara pada munculnya berita yang semakin mencekam Seattle dan munculnya Victoria di perbatasan beberapa waktu lalu. Kelebihan Banyak hal yang menarik yang diceritakan dalam novel ini. Kisah cinta yang tulus, cinta sejati dan romantis. Berbagai karakter tokoh digambarkan dalam novel tersebut. Dimana setiap tokoh masing-masing mempunyai peran dan bakat kelebihan yang unik. Cerita novel ini berkaitan dan bagus. Suasana yang digambarkan dalam novel ini jelas, sehingga para pembaca dapat dengan mudah berimajinasi melalui cerita yang dikisahkan. Kekurangan Dalam novel ini tidak diceritakan sudut pandang tokoh Edward. Kesimpulan Dalam cerita novel Breaking Dawn, dapat disimpulkan bahwa mencintai memang membutuhkan sebuah pengorbanan yang tidak punya pilihan untuk dihindari walaupun menyangkut nyawa. ByNovi red Tokoh Dunia Albert Einstein Albert Einstein lahir di Ulm, Kerajaan Württemberg, Kerajaan Jerman, 14 Maret 1879 – meninggal di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, 18 April1955 pada umur 76 tahun adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistika, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotolistrik dan "pengabdiannya bagi Fisika Teoretis". Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya, keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan genius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia. Biografi Masa muda dan universitas Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart. Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di Stuttgart-Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran umur lima tahun, ayahnya menunjukkan kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar 38 Gesmaja Edisi 70 Mei 2013 4yang lambat, kemungkinan disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada otaknya diteliti setelah kematiannya. Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya ini, dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia mampu mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger, sebuah kondisi yang berhubungan dengan mulai belajar matematika pada umur dua belas tahun. Ada gosip bahwa dia gagal dalam matematika dalam jenjang pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam penilaian membuat bingung pada tahun berikutnya. Dua pamannya membantu mengembangkan ketertarikannya terhadap dunia intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan awal remaja dengan memberikan usulan dan buku tentang sains dan tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis elektrokimia ayahnya, Einstein pindah dari München ke Pavia, Italia dekat kota Milan. Albert tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah, menyelesaikan satu semester sebelum bergabung kembali dengan keluarganya di Pavia. Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk Eidgenössische Technische Hochschule Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich pada tahun berikutnya adalah sebuah langkah mundur dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau, Swiss, untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma pada tahun 1896, Einstein beberapa kali mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule. Pada tahun berikutnya dia melepas kewarganegaraan Württemberg, dan menjadi tak bekewarganegaraan. Pada 1898, Einstein menemui dan jatuh cinta kepada Mileva Marić, seorang Serbia yang merupakan teman kelasnya juga teman Nikola Tesla. Pada tahun 1900, dia diberikan gelar untuk mengajar oleh Eidgenössische Technische Hochschule dan diterima sebagai warga negara Swiss pada 1901. Selama masa ini Einstein mendiskusikan ketertarikannya terhadap sains kepada teman-teman dekatnya, termasuk Mileva. Dia dan Mileva memiliki seorang putri bernama Lieserl, lahir dalam bulan Januari tahun 1902. Lieserl Einstein, pada waktu itu, dianggap tidak legal karena orang tuanya tidak menikah. Kerja dan Gelar Doktor Albert Einstein, 1905. Pada saat kelulusannya Einstein tidak dapat menemukan pekerjaan mengajar, keterburuannya sebagai orang muda yang mudah membuat marah professornya. Ayah seorang teman kelas menolongnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten teknik pemeriksa di Kantor Paten Swiss pada tahun 1902. Di sana, Einstein menilai aplikasi paten penemu untuk alat yang memerlukan pengetahuan fisika. Dia juga belajar menyadari pentingnya aplikasi dibanding dengan penjelasan yang buruk, dan belajar dari direktur bagaimana "menjelaskan dirinya secara benar". Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi kepraktisan hasil kerja mereka. Einstein menikahi Mileva pada 6 Januari 1903. Pernikahan Einstein dengan Mileva, seorang matematikawan. Pada 14 Mei 1904, anak pertama dari pasangan ini, Hans Albert Einstein, lahir. Pada 1904, posisi Einstein di Kantor Paten Swiss menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar doktor setelah menyerahkan thesis "Eine neue Bestimmung der Moleküldimensionen" "On a new determination of molecular dimensions" pada tahun 1905 dari Universitas Zürich. Pada tahun yang sama dia menulis empat artikel yang memberikan dasar fisika modern, tanpa banyak sastra sains yang dapat ia tunjuk atau banyak kolega dalam sains yang dapat ia diskusikan tentang teorinya. Banyak fisikawan setuju bahwa ketiga thesis itu tentang gerak Brownian, efek fotolistrik, dan relativitas khusus pantas mendapat Penghargaan Nobel. Tetapi hanya thesis tentang efek fotoelektrik yang mendapatkan penghargaan tersebut. Ini adalah sebuah ironi, bukan hanya karena Einstein lebih tahu banyak tentang relativitas, tetapi juga karena efek fotoelektrik adalah sebuah fenomena kuantum, dan Einstein menjadi terbebas dari jalan dalam teori kuantum. Yang membuat thesisnya luar biasa adalah, dalam setiap kasus, Einstein dengan yakin mengambil ide dari teori fisika ke konsekuensi logis dan berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade. Dia menyerahkan thesis-thesisnya ke "Annalen der Physik". Mereka biasanya ditujukan kepada "Annus Mirabilis Papers" dari Latin Tahun luar biasa. Persatuan Fisika Murni dan Aplikasi IUPAP merencanakan untuk merayakan 100 tahun publikasi pekerjaan Einstein pada tahun 1905 sebagai Tahun Fisika 2005. Gerakan Brownian Di artikel pertamanya pada tahun 1905 bernama "On the Motion—Required by the Molecular Kinetic Theory of Heat—of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid", mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang memuaskan setelah beberapa dekade setelah ia pertama kali diamati, memberikan bukti empirik atas dasar pengamatan dan eksperimen kenyataan pada atom. Dan juga meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial. Sebelum thesis ini, atom dikenal sebagai konsep yang berguna, tetapi fisikawan dan kimiawan berdebat dengan sengit apakah atom itu benar-benar suatu benda yang nyata. Diskusi statistik Einstein tentang kelakuan atom memberikan pelaku eksperimen sebuah cara untuk menghitung atom hanya dengan melihat melalui mikroskop biasa. Wilhelm Ostwald, seorang pemimpin sekolah anti-atom, kemudian memberitahu Arnold Sommerfeld bahwa ia telah berkonversi kepada penjelasan komplit Einstein tentang gerakan Brown. 39 Gesmaja Edisi 70 Mei 2013 Hargailah orang lain, jika kamu ingin dihargai 5 TinggiBandunglalumerantauuntukmenggapaijendeladuniasampaikeAmerika Resensi Novel Ranah 3 Warna SEMUA PENTING May 12th, 2019 - Novel Ranah 3 Warna adalah 100% found this document useful 2 votes7K views2 pagesOriginal TitleSinopsis Novel - ranah 3 warnaCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes7K views2 pagesSinopsis Novel - Ranah 3 WarnaOriginal TitleSinopsis Novel - ranah 3 warnaJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Bacaresensi novel ranah 3 warna novel online: temukan daftar resensi novel ranah 3 warna cerita di Goodnovel, Beranda / Kata kunci / resensi novel ranah 3 warna. Filter dengan. Status pembaruan. Semua Sedang berlangsung Selesai. Sortir dengan. Populer Rekomendasi Rating Diperbarui. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menikmati pagi dengan secangkir kopi ditemani buku lama, masih menjadi aktivitas yang menyenangkan dan menarik, apalagi dalam suasana libur hari ini. Bisa menjalani hobi, membaca buku dan sedikit menulis adalah sebuah kesenangan yang tidak bisa dihargai dengan apa pun. Begitu pula dengan Resensi Ranah 3 Warna dari sebuah novel legendaris yang ditulis oleh penulis kawakan Indonesia, A. Fuadi, seolah mengingatkan cerita dan perjalanan masa "Ranah 3 Warna" memang sudah lama sekali diterbitkan, sekitar 13 tahun yang lalu, namun membacanya kembali serasa tidak pernah ada rasa bosan. Sama halnya dengan kisah sebelumnya "Negeri 5 Menara", maka novel ini memberikan kisah menarik dan juga hikmah positif , tentang arti semangat juang, motivasi, menghargai proses dan juga tekad dalam mencapai harapan untuk sukses. Informasi bukuJudul Buku Ranah 3 WarnaPenulis A. PT. Gramedia Pustaka terbit Cetakan I, Januari buku 473 978-979-22-6325-1Resensi Novel "Ranah 3 Warna" Ranah 3 Warna adalah buku kedua dari Trilogi "Negeri 5 Menara", sama halnya dengan buku yang ditulis A. Fuadi, karyanya selalu memberi hikmah dan makna mendalam. Novel "Ranah 3 Warna" adalah sebuah kisah lanjutan dari Negeri 5 Menara, tentang perjuangan seorang Alif Fikri. Novel ini memang bisa dibaca terpisah dari kisah buku sebelumnya, namun sangat menarik bila membacanya secarat urut, untuk mengetahui kisah menarik 3 Warna, menceritakan tentang Alif yang sudah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Madani Gontor. Dengan kemampuannya dan motivasi dari Kyai yang merupakan guru yang telah mendidiknya, Alif akhirnya pulang Ke Kampung juga Negeri 5 Menara Resensi Novel.Rasa semangat akan muncul saat ada yang melecehkan, begitu pula dengan Alif, yang semangatnya menjadi berkobar saat dicibir termasuk sahabat karibnya, Randai, yang meragukan kemampuannya untuk lulus UMPTN, apalagi Alif yang tidak memiliki ijazah SMA. Rintangan? Ya pastinya, namun semangat dari tim dinamit Denmark menginspirasi Alif untuk menghadapi rintangan dengan menyelesikan pelajaran SMA 3 tahun tersebut. Siapa yang menyangka perjuangan Alif tersebut bisa mengantarkan dirinya lulus UMPTN jurusan Hubungan Internasional Universitas Pajajaran semangat Alif dengan nasihatGoing the extra miles. I'malu fauqa ma ' berarti "berusaha di atas rata-rata orang lain", ditambah semangat "Man jadda wajada", menjadi motivasi luar biasa untuk meraih mimpinya. 1 2 Lihat Book Selengkapnya
Alifberhasil melalui ranah 3 warna yaitu Bandung, Amman, dan Saint Raymond. Amanat Novel: Dalam hidup ini, ternyata "man jadda wajadda" saja tidak cukup. Ada jarak terbentang di antara sungguh-sungguh dan sukses. Jarak yang harus ditempuh dengan sabar aktif. "man shabara zhafira" (barang siapa yang sabar pasti akan beruntung).
Ada yang bilang, kalau ingin menguji sebuah buku yang ditulis seseorang, apalagi dalam bentuk cerita history, maka uji dan ambillah beberapa buku secara acak yang menjadi bagian dalam history tersebut. Apabila satu buku yang Anda baca memberikan kesan tersendiri dengan sedikit cerita yang mandiri, maka sudah pantas buku tersebut disebut buku terbaik yang layak untuk Anda miliki dan Anda baca. Begitu pula dengan buku yang satu ini “Ranah 3 Warna”, sama halnya dengan novel sebelumnya, buku ini memberikan kisah menarik, yang menimbulkan rasa motivasi, semangat juang untuk mencapai sebuah harapan yaitu kesuksesan. Untuk itulah, resensi novel “Ranah 3 Warna” ini dibilang, buku atau novel karya A. Fuadi sudah lama diterbitkan, namun sepeti yang disampaikan di atas, bahwa buku terbaik yang memiliki kualitas terbaik pasti tidak bosan untuk membacanya. Kalau dahulu hanya sekedar membaca sebagai sebuah hiburan untuk mengisi waktu, pada kesempatan ini, ternyata buku yang sudah lama diterbitkan ini memberikan kesan tersendiri, khususnya bagaimana untuk memberikan semangat dan daya juang, khususnya bagi Anda yang saat ini merasakan hal yang sama, yaitu berusaha untuk meraih sukses. Identitas BukuJudul Ranah 3 WarnaPenulis A. PT. Gramedia Pustaka terbit Cetakan pertama Januari buku 473 halamanISBN 978-979-22-6325-1Novel “Ranah 3 Warna”Resensi Buku “Ranah 3 Warna”Sebagai buku kedua dari trilogi “Negeri 5 Menara” tentunya setiap buku memberikan kesan yang mendalam, meskipun pada setiap buku bisa dibaca secara acak dan terpisah. Namun alangkah baiknya bila buku atau novel yang memiliki history dibaca secara berurutan, dengan maksud bisa memahami kisah awal yang halnya dengan buku pertama, pada buku kedua ini merupakan kisah lanjutan perjuangan seorang Alif Fikri untuk bisa meraih impiannya. Alif dalam Ranah 3 Warna adalah sebuah hikayat tentang bagaimana impian dan harapan tersebut adalah sesuatu hal yang wajib dibela habis-habisan meskipun hidup dirundung nestapa yang tak berkesudahan. Namun, yang pasti adalah Tuhan, sungguh bersama orang-orang yang Ranah 3 Warna ini, diawali dengan kisah Alif yang baru saja menyelesaikan pendidikan agamanya di Pondok Madani. Dengan berbekal kemampuannya dan motivasi dari para Kyai yang telah mendidiknya. Alif pada akhirnya pulang dengan semangat membara dan pulang ke Kampung Maninjau. Namun, dibalik semangatnya, masih ada saja yang mencibir termasuk dari sahabat karibnya, yaitu Randai yang meragukan kemampuannya untuk lulus UMPTN, apalagi Alif tidak memiliki ijazah SMA. Terinspirasi dari semangat dan tim dinamit Denmark, Alif berusaha mendobarak rintangan berat dengan waktu2 minggu untuk menyelesaikan pelajaran SMA selama 3 tahun. Dan pada akhirnya Alif lulus UMPTN pada jurusan Hubungan Interasional Universitas Pajajaran juga Resensi Novel “Negeri 5 Menara”.Spirit mantra “Man jadda wajada” yang merupakan sebuah mantra motivasi kalau kekurangan semangat ternyata masih belum cukup sakti untuk memenangkan persaingan hidup. Bahkan sebuah nasihat yang selalu dipegangnya saat berada di pondok juga menjadi motivasi bagi Alif untuk tetap berpacu melawan berbagai tantangan “Going the extra miles. I’malu fauqa ma amilu. Yang berarti berusaha di atas rata-rata orang lain”.Selain kisah Alif Fikri yang berusaha mengejar impian, begitu pula tantangan yang harus dilalui, mulai dari meninggalnya sang ayah sebagai pegangan hidup, berjuang sebagai penjual door to door, sampai pernah dibegal dan dirampok hingga semua barang dagangannya habis, menjadi sebuah kisah menarik dari perjuangan seorang hanya itu, selain kisah yang menarik dari kisah di kampus, sukses dalam pertukaran pelajar di Kanada, menjadi cerita perjalanan hidup seorang Alif. Kemana nasib membawa Alif? Apa ranah 3 ranah berbeda warna itu? Siapa Raisa? Bagaimana persaingan Alif dengan Randai? Bagaimana kabar Sahibul Menara? Bahkan bagaimana hingga muncul kisah Obelix. Lance Orang Indian, Michael Jordan, Dan kisah Kesatria Berpantun? Dan bagaiman pula denga hadiah Tuhan untuk sebuah kesabaran yang kukuh? Semua bisa Anda baca dalam kisah menarik “Ranah 3 Warna”.Kelebihan Novel “Ranah 3 Warna”Berbicara tentang kelebihan dari sebuah karya, tentunya hal tersebut menjadi nilai tambah atau added value yang membuat buku atau novel tersebut dicintai. Begitu pula dengan novel “Ranah 3 Warna” ini yang memberikan banyak nasehat, yang memberikan pelajaran berharga yang bisa diambil para pembacanya, seperti nasihat dari Imam Syafi’i, yaitu “Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Jangan menyerah. Menyerah berarti menunda masa senang di masa yang akan datang.” Atau semangat “Man yazra' yahsud “Siapa yang menanam akan menuai yang “Ranah 3 Warna”Atau motivasi luar biasa dari Kiai Rais saat harus berjuang mencapai impian, kalau sudah bingung dan terlalu capek menghadapi segala tekanan hidup, maka nasihat dari Kiai Rais menjadi pendorong luar biasa, yaitu“Siapa saja yang mewakilkan urusannya pada Tuhan, maka Dia akan mencukupkan semua kebutuhan kita”.Baca juga Resensi Novel “Ayat-ayat Cinta”.Selain banyak nasehat dan motivasi agar tidak putus asa dan lelah berjuang, terdapat 3 mantra utama yang bisa menjadi motivasi kita sekalian, antara lainMan jadda wajada, “Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil”.Man shabara zhafira. “Siapa yang bersabar akan saara ala darbi washala. “Siapa yang berjalan dijalannya akan sampai ketujuan.”Tentunya masih banyak semangat dan motivasi luar biasa yang bisa diambil dari cerita novel karya A. Fuadi ini, ditambah dengan kisah mengharukan, perjalanan yang menantang dan persaingan antara sahabat menjadi kisah novel ini menjadi semakin Novel “Ranah 3 Warna”Tentunya semua karya pasti memiliki kekurangan, entah dilihat dari tata bahaa, alur cerita atau beberapa tokoh didalamnya. Namun, untuk kisah cerita dalam novel “Ranah 3 Warna” ini sepertinya tidak ada kekurangan atau kelemahan. Mungkin karena pengalaman dan keahlian dalam menulis yang dimiliki A. Fuadi yang menjadikan buku ini menjadi buku dia sedikit resensi novel “Ranah 3 Warna” karya A. Fuadi, semoga bermanfaat dan menginspirasi kita semua.
merensinovel dengan judul Analisis Unsur Instrinsik dalam NovelRanah 3 Warna karya Ahmad Fuadi, diantaranya :1.1.1 Untuk mengetahui unsur-unsur instrinsik dalam novelRanah 3 Warna karya Ahmad Fuadi1.1.2 Untuk mengetahui nilai pendidikan yang terkandungdalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi BAB 2GAMBARAN UMUM2.1Identitas Buku 1)2)3)4)5)6)7)8)
Ada yang mau ke Pulau Belitong?? Pulau yang terkenal dengan Laskar Pelangi dan Keindahan Pantainya.. Silahkan Cek Untuk paket 4D-3N 4 hari 3 malam bisa dilihat di postingan Promo Travelling Wisata Murah ke Belitung 4D-3N 4 Hari 3 Malam Untuk paket 3D-2N 3 hari 2 malam bisa dilihat di postingan Promo Travelling Wisata Murah ke Belitung 3D-2N 3 Hari 2 Malam Untuk paket 2D-1N 2 hari 1 malam bisa dilihat di postingan Promo Travelling Wisata Murah ke Belitung 2D-1N 2 Hari 1 Malam ***************************************************************************************** Ranah 3 Warna, novel ini adalah buku kedua dari trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Cerita di novel ini bermula saat Alif yang sudah tamat dari Pondok Madani ingin melanjutkan ke ITB. Ujian persamaan SMA sebagai syarat untuk bisa ikut UMPTN berhasil dilewati Alif dengan nilai rata-rata Hasil pas-pasan ini membuat Alif harus banting stir dari IPA ke IPS, dari Teknik Penerbangan ITB ke Hubungan Internasional Unpad. Kesangsian teman-temannya yang tidak yakin akan kemampuan Alif lolos UMPTN tidak membuat Alif patah semangat. Keberhasilan Timnas Denmark merebut Piala Eropa 1992 padahal hanya tim yang untung-untungan masuk ke babak final karena Yugosalvia didiskualisifikasi ikut melecut semangat Alif. Keberhasilan lolos UMPTN membuat Alif pindah ke Bandung. Di kota ini Alif bertemu sahabat lama, menemukan sahabat baru dan Raisa, seorang anak Komunikasi Unpad yang bisa membuat Alif klepek-klepek. Di kota Bandung ini pula sejumlah permasalahan kompleks dimulai. Bagaimana kisah pejuangan Alif untuk bertahan hidup dan kuliah di Bandung? Masalah sangat berat apa yang yang menimpa Keluarga Alif di Maninjau? Bagaimana Alif belajar keras agar bisa menulis media? Bagaimana Alif berjuangan agar bisa lolos student exchange ke Quebec Kanada? Bagaimana petualangan Alif “membela” Indonesia di Yordania dan Kanada? Bagaimana dengan persaingan Alif dan Randai sahabat masa kecilnya? Bagaimana kisah “hati” Alif dan Raisa? Bagaimana Alif menghadapi itu semua? Silahkan beli bukunya hehe Menurut saya, novel fiksi motivasi ini rada-rada mirip Sang Pemimpi dan Edensor. Dibandingkan buku pertamanya Negeri 5 Menara, buku ini saya kasih poin +1 untuk kompleksitas permasalahan, cara pemecahan dan penggambaran setting tempat berlansungnya cerita. Oh ya Ranah 3 warna berarti Bandung, Amman Yordania dan Quebec Canada. Tempat cerita-cerita di dalam novel ini berlangsung. “Dalam hidup ini, ternyata man jadda wajada tidak cukup. Ada jarak terbentang diantara sungguh-sungguh dan sukses. Jarak yang harus ditempuh dengan sabar aktif. Man shabara zhafira” NovelRanah 3 Warna bercerita tentang seorang anak lulusan pondok pesantren yang mempunyai impian menuntut ilmu di Universitas ternama di Jawa Barat. Alif namanya, ia mempunyai keyakinan bahwa segala keinginan di dunia ini bila diperjuangkan dengan sungguh-sungguh apa pun itu maka akan benar terwujud. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Novel "Ranah 3 Warna" merupakan buku kedua dari Trilogi "Negeri 5 Menara", sama halnya dengan buku ysng ditulis Ahmad Fuadi, karya nya selalu memberi hikmah dan makna mendalam. Novel "Ranah 3 Warna" adalah sebuah kisah lanjutan dari Negeri 5 Menara, tentang perjuangan Alif 3 Warna, menceritakan tentang Alif yang sudah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Madani Gontor. Dengan kemampuannya dan motivasi dari Kyai yang merupakan guru yang telah mendidiknya, Alif akhirnya pulang kampung ke nya di Minanjau, semangat Alif menjadi berkobar saat dicibir termasuk sahabat karibnya, Randai, yang meragukan kemampuannya unutk lulus UMPTN, apalagi Alif tidak memiliki ijazah. Namun, semangat dari tim dinamit Denmark menginspirasi Alif untuk menghadapi rintangan dengan menyelesaikan pelajaran SMA 3 tahun tersebut. Perjuangan Alif tersebut akhirnya bisa mengantarkan dirinya lulus UMPTN jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Bandung. "Going the extra miles. I'malu fauqa ma 'amilu" sebuah mantra yang memberikan kekuatan semangat Alif, yang berarti "berusaha diatas rata-rata orang lain", ditambah semangat "man jadda wajada", menjadi motivasi luar biasa untuk meraih ada hal lain yang bisa menjadi inspirasi dari sosok Alif Fikri untuk mengejar impiannya, apalagi semenjak sang ayah meninggal, yang membuat Alif harus menghadapi tantangan dari sebagai penjual door to door, dibegal, dirampok sampai semua barang dagangannya habis, menjadi kisah menarik untuk ini memang memberikan banyak pelajaran yang bisa kita petik antara harapan, impian, dan do'a. Seperti nasihat Imam Syafi'i yang bisa menjadi pelajaran berharga "Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Jangan menyerah. Menyerah berarti menunda masa senang di masa yang akan datang." Lihat Book Selengkapnya Resensidari Novel Yang Berjudul Ranah 3 Warna . Identitas Novel : Judul : Ranah 3 Warna Penulis : A. Fuadi Tahun Terbit : 2011 Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Tebal Buku : 473 . Latar Belakang Penulis : A Fuadi lahir di nagari Bayur, sebuah kampung kecil di pinggir Danau Maninjau tahun 1972, tidak jauh dari kampung Buya Hamka. tIe5O.
  • 184piux7lk.pages.dev/222
  • 184piux7lk.pages.dev/380
  • 184piux7lk.pages.dev/279
  • 184piux7lk.pages.dev/313
  • 184piux7lk.pages.dev/323
  • 184piux7lk.pages.dev/112
  • 184piux7lk.pages.dev/190
  • 184piux7lk.pages.dev/382
  • 184piux7lk.pages.dev/220
  • resensi novel ranah 3 warna